Minggu, 29 Januari 2017

Ke Pantai Lagi

Ke Pantai Lagi


Hidup di Kampung dengan segala hiruk pikuk yang kubuat sendiri dalam hati memang terkadang membuat  lupa diri. Apalagi ditambah kegiatan gak karuan dengan seluruh peraturan mematikan yang tanpa mengenal perasaan. Dan juga keinginan hidup yang disertai kesenangan tak kunjung padam. Bisa menjadikan diri ini hamba yang tak tahu kata peduli.

Penat terus berada di balik layar, bosan dengan semua pekerjaan, ada baiknya kita ke pantai lagi. Entah berapa lama tak merasakan suasana ini, suasana Pantai dengan hanya duduk, main dan makan. Dua tahun lalu mungkin. Saat ayah memberikan kado ulang tahun denganpergi ke pantai, itu terakhir kali rasa ini ada. Dan rasa ini pun datang kembali.

Turun gunung dengan si Biru yang tak bosan menemani, walau tak begitu yakin, akhirnya kami pergi menyusuri gunung melewati lembah mencari pantai. Berada di bagian Selatan Tasikmalaya memangkami lebih dekat ke wilayah laut dari pada perkotaan, dan laut selalu jadi destinasi ngopi yang terbaik saat rumput odot yang kami semai mulai menunjukkan taringnya.

Bersama Si Sulung yang sedikit sepicles diajak jalan ke pantai lagi. Dengan hanya membawa tas ransel kecil kami pergi menuju Sindang Kerta. Tempat yang ramah bagi Si Sulung untuk bermain, dan juga bagi kami untuk duduk berdua memperhatikan. Menyelusuri jalan masuk yang paling ujung dan tanpa penjagaan, Ayah mulai membelokkan motor. Namun, ternyata dua orang dengan papan nama di bajunya siap dengan kartu karcisnya di sana.

"Punten Pak, Sapuluh Rebu"
Agak kaget juga saya.
Si Ayah pura-pura memperhatikan ombak laut sambil bertanya "ieu, Sindang Kerta nya? Ombakna tinggi euy, gak bisa buat berenang" Dan langsung membalikkan Motornya sambil berseru "teu jadi asup Kang"
Kutahan tawaku.
ke pantai lagi
ngopi heula

Rehat sejenak di warung kopi, sambil sedikit merasakan rasa pegal rengekan Sulung yang ingin main pasir terus terdengar. Berfikir untuk masuk, biar lah sepuluh ribu, yang penting Sulung senang.

Sampai di depan gerbang, mendekati gerobak es krim puter yang ada di sana, memesan dua es di atas roti dengan harga empat ribu rupiah yang manis di lidah. Bercerita tentang Acara Latihan Manasik Haji yang Sulung lakukan beberapa bulan lalu tepat di Lapangan di depan kami. Kendaraan masuk ke area pantai dengan membayar karcis yang bahkan bisa lebih dari sepuluh ribu, yang lainnya keluar tanpa harus memperlihatkan kembali karcis itu.

"Bun, naik cepet" ajak Ayah. Dan kami pun masuk ke area pantai tanpa ada karcis penjaga. Kosong.

"Karcis masuknya empat ribu bun, dapet es krim gratis lagi" Canda Ayah saat kami duduk berdua sambil memperhatikan Si Sulung yang sibuk dengan pasirnya.

ke pantai lagi

Catatan Cinta Bunda
Ke Pantai Lagi
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia